Tugas ppkn
Mengenal
tradisi dan budaya Di Bali
Ditulis oleh:
Theo jaka prakoso
Kelas :12 ips 1
SMAN 1 TANJUNG BINTANG
LAMPUNG SELATAN
TAHUN AJARAN 2015/2016
*1] Ter-teran adalah tradisi perang api
yang dilakukan oleh masyarakat Desa Seraya dan Desa
Pakraman Jasri, Kecamatan
Karangasem, Kabupaten
Karangasem, Bali, Indonesia. Tradisi ini digelar dua
tahun sekali, yakni di tahun genap pengrupukan, sehari sebelum Nyepi. Tradisi Ter-teran digelar juga sehubungan
dengan upacara ngusabe di Pura Dalem, atau disebut juga Aci Mu-muuu. Alat yang digunakan untuk ter-teran adalah obor
prokpak/bobok (dan kelapa kering yang diikat),
ditengah-tengah daun kelapa yang telah diikat diisi dengan tongkat atau kayu
kecil, agar jangkauan lemparan bisa lebih jauh dan kuat. Obor tersebut dinyalakan
dan dilempar antara satu dengan lain pemain menimbulkan bunyi ter-ter, sehingga
tradisi ini dinamakan ter-teran. Pemainnya terdiri dari laki-laki tua maupun
muda. Mereka tidak mengenakan baju, hanya mengenakan kain atau celana. Para
pemain dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok utara balai banjar dan selatan balai banjar. Tradisi ini
digelar saat hari menjelang malam atau sekitar pukul 18.00, listrik dipadamkan dan menyisakan
cahaya obor. Apabila ada pemain yang terkena api, maka lukanya diolesi atau diperciki air tirta (air suci)yang dimohonkan kehadapan Ida Batara (Tuhan).
Ter-teran mengandung makna teologi, yakni adanya kepercayaan
masyarakat bahwa pelaksanaan upacara ter-teran dapat mengusir roh-roh jahat
atau bhuta kala kembali ke laut atau ke alamnya.
2] Busana Agung mempunyai beberapa
variasi tergantung tempat, waktu dan keadaan. Kain yang digunakan dalam pakain
adat Bali yang satu ini adalah wastra wali khusus untuk upacara atau wastra
putih sebagai simbol kesucian. Tapi, tak jarang pula kain dalam pakaian adat
Bali ini diganti dengan kain songket yang sangat pas untuk mewakili kemewahan
atau prestise bagi pemakainya.
Sedangkan
untuk laki-laki Bali selain menggunakan kain tersebut sebagai pakaian adat
Bali. Mereka juga memakai kampuh
gelagan atau dodot
yang dipakai hingga menutupi dada.
Sementara,
perempuan Bali sebelum menggunakan Busana Agung biasanya menggunakan kain lapis
dalam yang disebut sinjang
tau tapih untuk
mengatur langkah wanita agar tampak anggun.