BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dengan munculnya peradaban manusia, terutama pengetahuan tentang manfaat makhluk hidup sebagai persediaan obat dan makanan, maka perlu untuk nama-nama yang lebih besar dari makhluk hidup. Kemudian klasifikasi diperlukan makhluk hidup berdasarkan pemikiran rasional. Sebagai contoh, klasifikasi berdasarkan persamaan karakteristik, cara hidup, di mana tinggal,
penyebaran lokal, dan sebagainya.
B.
Tujuan Permasalahan
Tujuan
penulisan modul ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk studi lebih mendalam dan meninjau dari sistem klasifikasi makhluk hidup dan sejarah mereka.
2. Menambah pengetahuan penulis dalam bidang sistem klasifikasi.
3. Lebih lanjut mengembangkan diri melalui pembuatan makalah ini untuk penulis lebih terlatih dalam menulis.
4. Memenuhi tugas untuk menyelesaikan program klinis biologi
Klasifikasi Makhluk
Hidup
Makhluk hidup beragam spesies di seluruh dunia telah persamaan dan perbedaan karakteristik. Berdasarkan hal itu, makhluk hidup dapat digolong/diklasifikasikan oleh aturan tertentu. Proses pengaturan atau klasifikasi makhluk hidup dalam kategori kelompok dinilai disebut klasifikasi. Hasil klasifikasi dalam bentuk sistem klasifikasi. Artinya, sistem klasifikasi adalah suatu sistem yang dapat membuat lebih mudah untuk belajar dan mengenali makhluk hidup.
Khusus cabang ilmu biologi yang mempelajari makhluk hidup adalah pengelompokan taksonomi. Klasifikasi juga terus mengalami revisi, dari awal hanya 2 kerajaan, kini telah berkembang menjadi 6 kerajaan. Fungi Plantae dikeluarkan karena jamur heterotrofik, protista dihapus dari kerajaan Animalia, Plantae dan Fungi, Monera sekarang dibagi menjadi archaebacteria dan Eubacteria.
A. Dasar Klasifikasi
1. Berdasarkan persamaan dan perbedaan morfologi.
2. Berdasarkan kegunaannya bagi hidup manusia.
3. Berdasarkan ciri-ciri anatomi.
4. Berdasarkan ciri biokimia.
Tujuan Klasifikasi
1. Menyederhanakan objek supaya lebih mudah dipelajari.
2. Untuk mendesripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap jenis dan lebih mudah dikenali.
3. Mengelompkkan sesuai persamaan ciri.
4. Untuk mengetahui hubunga kekerabatan dan sejarah evolusi.
Manfaat Klasifikasi
1. Memudahkan dalam mempelajari organisme yang beranekaragam.
2. Dapat digunakan untuk melihat hubungan kekerabatan antara organisme.
Tahap-Tahap Klasifikasi
1. Menyederhanakan objek supaya lebih mudah dipelajari.
2. Untuk mendesripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap jenis dan lebih mudah dikenali.
3. Mengelompkkan sesuai persamaan ciri.
4. Untuk mengetahui hubunga kekerabatan dan sejarah evolusi.
Manfaat Klasifikasi
1. Memudahkan dalam mempelajari organisme yang beranekaragam.
2. Dapat digunakan untuk melihat hubungan kekerabatan antara organisme.
Tahap-Tahap Klasifikasi
1. Pencandraan Sifat Makhluk Hidup
Pencandraan atau identifikasi adalah pengamatan karakteristik makhluk hidup. Hal-hal yang diamati meliputi morfologi, anatomi, fisiologi, kromosom, dan perilaku.
Pencandraan atau identifikasi adalah pengamatan karakteristik makhluk hidup. Hal-hal yang diamati meliputi morfologi, anatomi, fisiologi, kromosom, dan perilaku.
2. Pengelompokkan Makhluk Hidup
Pengelompokkan maksudnya mengelompokkan makhluk hidup sesuai persamaan ciri.
Pengelompokkan maksudnya mengelompokkan makhluk hidup sesuai persamaan ciri.
3. Pemberian Nama
Diberi nama untuk membantu kita dalam mengidentifikasi karakteristik sekelompok makhluk hidup dengan menggunakan tata nama Binomial Nomenklatur.
Diberi nama untuk membantu kita dalam mengidentifikasi karakteristik sekelompok makhluk hidup dengan menggunakan tata nama Binomial Nomenklatur.
Sistem Tata Nama Binomial Nomenclature
Tata Nama Ganda (Binomial Nomenclature) adalah suatu cara dalam pemberian nama ilmiah bagi tumbuhan & hewan yang terdiri dari 2 kata (dalam bahasa latin) yang dicetuskan oleh Carolus Linnaeus.
Aturan Binomial Nomenclature
1. Terdiri dari dua kata dalam bahasa Latin atau bahasa asing yang dilatinkan.
2. Kata pertama menunjukkan nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk spesies.
3. Cara penulisan kata pertama diawali dengan huruf besar, sedangkan nama penunjuk spesies dengan huruf kecil.
4. Apabila ditulis dengan cetak tegak maka harus digaris bawahi secara terpisah antar kata, sedangkan jika ditulis dengan cetak miring maka tidak digarisbawahi.
5. Apabila nama spesies terdiri dari lebih dari dua kata maka kata kedua dan seterusnya harus disatukan dan ditulis dengan tanda penghubung.
6. Nama penemu ditulis dengan awal huruf besar dan tidak digarisbawahi dan tidak dicetak miring.
Contoh penulisan nama ilmiah:
Tata Nama Ganda (Binomial Nomenclature) adalah suatu cara dalam pemberian nama ilmiah bagi tumbuhan & hewan yang terdiri dari 2 kata (dalam bahasa latin) yang dicetuskan oleh Carolus Linnaeus.
Aturan Binomial Nomenclature
1. Terdiri dari dua kata dalam bahasa Latin atau bahasa asing yang dilatinkan.
2. Kata pertama menunjukkan nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk spesies.
3. Cara penulisan kata pertama diawali dengan huruf besar, sedangkan nama penunjuk spesies dengan huruf kecil.
4. Apabila ditulis dengan cetak tegak maka harus digaris bawahi secara terpisah antar kata, sedangkan jika ditulis dengan cetak miring maka tidak digarisbawahi.
5. Apabila nama spesies terdiri dari lebih dari dua kata maka kata kedua dan seterusnya harus disatukan dan ditulis dengan tanda penghubung.
6. Nama penemu ditulis dengan awal huruf besar dan tidak digarisbawahi dan tidak dicetak miring.
Contoh penulisan nama ilmiah:
Kunci Determinasi
Kunci determinasi, juga disebut kunci dikotom digunakan untuk mencari nama hewan atau tumbuhan yang belum diketahui. Aturan dalam kunci determinasi adalah membandingkan ciri-ciri morfologi organisme yang berlawanan.
B.
Jenis
Klasifikasi
1. Klasifikasi sistem alami => cara pengelompokan berdasarkan ciri morfologi, anatomi & fisiologi. Penganut klasifikasi ini adalah Aristoteles. Pengamatan dilakukan melalui mata telanjang dengan mengamati bentuk luar suatu makhluk hidup. Kelebihan sistem klasifikasi ini adalah identifikasinya yang mudah.pengelompokkan organisme yang kurang dikenal masih mungkin mengunakan sistem klasifikasi ini. Sistem ini juga relatif stabil dan tidak terpengaruh oleh perkembangan ilmu pengetahuan
2. Klasifikasi sistem filogeni => pengelompokan yang memperhatikan sejarah evolusi suatu makhluk hidup. Dicetuskan oleh Charles Darwin. Beliau juga mengaitkan antara klasifikasi dan evolusi. Kelebihan sistem ini adalah dapat diketahui adanya hubungan filogenik antarorganisme yang berada dalam satu kelompok.
Contoh:
Sistem filogeni tumbuhan
3.
Klasifikasi
sistem buatan => disebut juga klasifikasi sistem artifisial, pengelompokan
berdasarkan persamaan ciri morfologi yg mudah dilihat (Carolus Linnaeus).
Klasifikasi ini kurang teratur dan tidak disertai tata nama. Kelebihan sistem
ini adalah semua orang dapat melakukan pengelompokkan makhluk hidup dengan
menentukan sendiri aturan yang digunakan.
Tingkatan
Takson
Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu kelompok besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil.
Kelompok-kelompok kecil ini kemudian dikelompokkan lagi dengan menghilangkan angggotanya yang berbeda lagi menjadi kelompok yang lebih kecil lagi secara detail.
Begitu seterusnya sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan hanya satu jenis makhluk hidup.
Tingkatan-tingkatan pengelompokan ke unit yang sama itu disebut takson, ilmunya Taksonomi.
Taksa (takson) telah distandarisasi di seluruh dunia berdasarkan International Code of Botanical Nomenclature dan International Committee on Zoological Nomenclature. Pada tumbuhan, phylum
diganti menjadi divisi.
C.
Kasifikasi Mikroorganisme
Ciri
– Ciri Mikroorganisme
Ciri-ciri
utama dari suatu mikroorganisme dikelompokan sebagai berukut : .
1.
Morfologi
Mikroba pada umumnya sangat kecil :
ukurannya dinyatakan dalam micrometer. 1µ = 0,001 mm. Oleh karena ukurannya
yang kecil diperlukan mikroskop untuk melihat mikroba. Mikroskop yang digunakan
tergantung pada kecermatan yang diinginkan oleh peneliti.
2.
Sifat Kimiawi
Sel terdiri dari
berbagai bahan kimia. Bila sel mikroba diberi perlauan kimiawi, maka sel ini
memperlihatkan susunan kimiawi yang spesifik. Sebagai contoh, bakteri Gram
negatif memiliki lipopolisakarida dalam dinding selnya, Sedangkan bakteri Gram
positif tidak.
3.
Sifat Biakan
Zat hara yang diperlukan oleh setiap
mikroorganisme berbeda ada mikroorganisme yang hanya dapat hidup dan tumbuh
bila diberikan zat hara yang kompleks (serum, darah).
D. Klasifikasi Tumbuhan
1.
Tumbuhan lumut / Bryophyta.
Lumut mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai akar, batang, dan daun. Akar tetapi, bagian-bagian itu sebenarnya bukan akar, batang, dan daun sejati. Bagian yang menyerupai akar disebut rizoid. Rizoid berupa benang-benang halus. Bagian ini berguna untuk menganbil air dan mineral. Tumbuhan lumut mempunyai klorofil sehingga berwarna hijau. Lumut biasanya hidup di tempat lembab yang tidak terkena cahaya secara langsung. Ada juga lumut yang hidup di tempat kering dan juga di air. Lumut berkembang biak dengan spora dan mengalami pergiliran keturunan.
Perkembangan vegetatif lumut dilakuakan dengan pembentukan spora. Perkembangan generatif lumut dilakukan dengan pembentukan sel-sel kelamin (gamet).
Tumbuhan lumut dapat dapat disebut sporofit dan gametofit karena dapat menghasilkan spora dan sel gamet.
2.
Alga / Ganggang
Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen – pigmen tambahan lain yang dominan. Ganggang memiliki ukuran yang beraneka ragam ada yang mikroskopis, bersel satu, berbentuk benang atau pita , atau bersel banyak berbentuk lembaran. Dalam perairan ganggang merupakan penyusun vitoplankton yang biasanya melayang – laying didalam air, tetapi juga dapat hidup melekat didasar perairan disebut neustonik.
Ganggang yang bersifat bentik digolongkan lagi menjadi;
a. Epilitik ( hidup diatas batu)
b. Epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
c. Epipitik ( melekat pada tanaman )
d. Epizoik ( melekat pada hewan).
Jenis
– jenis ganggang, misalnya Chlorella sp, bersimbiosis dengan organism lainnya
yaitu hidup bersama paramecium, hydra atau molusca; ganggang platimonas sp,
hidup bersama cacing pipih convolutta roscofencis.
Macam bentuk tubuh ganggan yaitu berselsatu atau uniseluler , membentuk koloni berupa filament atau kolini yang tidak membentuk filament.
Sebagian ganggang yang uniseluler dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil), dan yang tidak dapat bergerak sendiri yaitu nonmotil.
Macam bentuk tubuh ganggan yaitu berselsatu atau uniseluler , membentuk koloni berupa filament atau kolini yang tidak membentuk filament.
Sebagian ganggang yang uniseluler dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil), dan yang tidak dapat bergerak sendiri yaitu nonmotil.
E.
Klasifikasi Hewan
1.
Filum Protozoa
Filum ini terdiri dari organisme
uniseluler, biasanya berukuran mikroskopis, makhluk air seperti amuba. Poin
umum antara semua makhluk terdaftar di bawah filum ini adalah:
- Semua protozoa bergerak dengan
bantuan kaki palsu, yang dikenal sebagai pseudopodia.
- Struktur mirip rambut kecil yang
disebut silia membantu dalam pergerakan di air bebas.
- Sebagian besar protozoa
memiliki ekor, yang lagi digunakan untuk gerakan.
- Protozoa berkembang biak dengan
mekanisme pembelahan biner, juga dikenal sebagai mitosis.
Struktur sel Protozoa
2. Filum
Porifera (hewan Spons)
Filum
ini terdiri dari hewan multisel sederhana yang kebanyakan ditemukan di habitat
air. Karakteristik unik porifera
adalah bahwa sel-sel mereka disatukan begitu secara longgar sehingga mereka
tidak membentuk jaringan. Sebagian besar spons memiliki pori-pori yang dikenal
sebagai ostia ditemukan di seluruh tubuh dan memiliki lubang besar di puncak,
disebut osculum. Mereka memiliki sebuah kanal yang mendukung asupan makanan dan
oksigen, dan memiliki sistem pendukung yang terdiri dari jarum kecil seperti
formasi silika, serat spongin dan kalsium. Hebatnya, reproduksi dari kerajaan
hewan pada segmen ini mungkin seksual, aseksual atau bahkan tunas. Beberapa
contoh porifera adalah: Sycon, Spongilla dan euplectella.
Peranan
Porifera dalam Kehidupan Manusia
3. Filum
Coelenterata (hewan berongga, hewan karang)
Sebagian
besar ditemukan di habitat laut, hewan dalam filum ini memiliki tubuh berlapis
dua yang simetris. Lapisan luar tubuh memiliki tentakel sebagai penyengat yang
dapat melepaskan racun ke dalam tubuh korban. bagian Tubuh Coelenterata
terdiri dari rongga gastro vasular. Kelompok ini biasanya terdiri dari dua
jenis hewan (zooids), yaitu polip (hidup tetap, soliter atau kolonial) dan
medusa (berenang bebas). Reproduksi adalah dengan tunas (aseksual) dalam polip
dan medusa seksual dengan itu. Semua jenis anemon laut adalah bagian dari
klasifikasi ini. Kelompok ini juga termasuk karang, yang memiliki eksoskeleton kapur.
Struktur
tubuh Coelenterata
4. Filum
Platyhelminthes (cacing pipih)
Ini
adalah sebuah divisi yang mencakup semua hewan sekaligus termasuk dalam filum
Aschelminthes, yang sekarang telah dianggap usang. Oleh karena itu, filum ini
meliputi semua hewan seperti cacing pipih dan cacing kremi. Hewan-hewan dalam
filum ini dapat dipisahkan menjadi tiga kelompok:
- Kelas yang hidup bebas bernama
Turbellaria.
- Para cacing yang parasit jatuh di
kelas Trematoda.
- Para cacing pita parasit yang
terdiri dari kelas Cestoda.
Hewan-hewan dalam
filum ini adalah organisme triploblastik, yang sebagian besar parasit di alam
dan menunjukkan simetri bilateral. Sebagian besar hewan dalam filum ini hanya
memiliki satu rongga tubuh, yang berfungsi baik sebagai mulut dan anus. Baik
jantan dan betina memiliki organ jantan dan betina pada mereka. Planaria,
cacing hati dan cacing pita juga masuk di bawah segmentasi hewan ini.
- Lungworms (cacing paru-paru) yang
menyebabkan Hoose.
- Cacing tambang, yang biasanya
cacing yang mempengaruhi anak-anak sekolah.
- Eelworms Kentang dan cacing perut
lainnya.
5. Filum
Annelida – Cacing beruas
Kelompok
ini terdiri dari semua cacing beruas-ruas, seperti cacing tanah, dan lintah.
Sebagian besar cacing tersegmentasi memiliki bulu yang dikenal sebagai Chaetae,
pada setiap segmen, yang membantu mereka bergerak. Cacing bersegmen sebagian
besar ditemukan pada tanah lembab, meskipun mereka juga dapat menghuni air
tawar dan laut. Cacing ini memiliki tubuh lunak yang triploblastic dan
mengikuti simetri bilateral. Sementara reproduksi biasanya seksual, mereka
memiliki cara lain yang unik reproduksi – reproduksi aseksual melalui
peremajaan. Dengan bertumbuh kembali segmen rusak, cacing-cacing secara efektif
dapat mereproduksi. Contoh lain dari cacing annelida adalah sandworms dan Aphrodites (laut
tikus).
Ciri-ciri
umum filum Annelida
6. Filum
Arthropoda (Hewan Beruas-Ruas)
Dengan
hampir satu juta spesies (hampir 80% dari kerajaan hewan) yang merupakan bagian
dari filum ini, ini bisa dikatakan sebagai salah satu yang terbesar. Semua arthropoda memiliki kaki bersendi dan
eksoskeleton dapat dilihat secara periodik. Contoh arthropoda adalah:
kalajengking, laba-laba, kerang dan krustasea, serangga, kutu kayu, kelabang
dan kaki seribu. Arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, yang tersegmentasi
menjadi bagian-bagian seperti kepala, dada dan perut. Semua arthropoda memiliki
kaki bersendi yang memungkinkan mudah berjalan, berenang, makan dan merasakan.
Mereka memiliki darah yang diisi rongga tubuh kecil, dan respirasi berlangsung
dengan bantuan paru-paru, paru-paru dan buku tracheae. Bahkan udang dan lebah
termasuk dalam filum ini.
Ciri-ciri
Arthropoda:
1. Memiliki 3 bagian tubuh utama yaitu tubuh bersegmen (ruas),
rangka luar (eksoskeleton) yang keras, dan ekor.
2. Tubuh dibungkus oleh kutikula sebagai rangka luar yang terbuat dari protein dan kitin.
3. Esoskleten bersifat kaku dan keras dan dapat mengalami pergantian pada kurun waktu tertentu yang disebut eksidisis.
4. Ukuran tubuh bervariasi.
5. Bentuk tubuh simetris bilateral.
6. Sifat hidup: parasit, heterotropik, dan hidup secara bebas.
7. Alat pernapasan: Trakea, insang, dan paru-paru (berbuku)
8. Alat pencernaan lengkap (mulut, kerongkongan, usus, dan anus)
9. Bereproduksi secara seksual dan aseksual.
10. Sistem saraf berupa tangga tali dan alat peraba berupa antena
11. Hidup di darat, air tawar dan laut.
12. Sistem peredaran darah terbuka, darah tidak memilikik hemoglobin.
2. Tubuh dibungkus oleh kutikula sebagai rangka luar yang terbuat dari protein dan kitin.
3. Esoskleten bersifat kaku dan keras dan dapat mengalami pergantian pada kurun waktu tertentu yang disebut eksidisis.
4. Ukuran tubuh bervariasi.
5. Bentuk tubuh simetris bilateral.
6. Sifat hidup: parasit, heterotropik, dan hidup secara bebas.
7. Alat pernapasan: Trakea, insang, dan paru-paru (berbuku)
8. Alat pencernaan lengkap (mulut, kerongkongan, usus, dan anus)
9. Bereproduksi secara seksual dan aseksual.
10. Sistem saraf berupa tangga tali dan alat peraba berupa antena
11. Hidup di darat, air tawar dan laut.
12. Sistem peredaran darah terbuka, darah tidak memilikik hemoglobin.
7. Filum Molusca
(hewan bertubuh lunak)
Moluska meliputi:
siput, bekicot, cumi-cumi, kerang, remis dan bahkan gurita. Ini umumnya
memiliki satu kaki (saya katakan umumnya sehingga Anda dapat memaafkan
cumi-cumi dan gurita) yang mengeluarkannya lendir licin. Mereka memiliki lidah
yang serak yang bisa merobek bahan lebih kuat dari mereka. Meskipun mereka
sebagian besar ditemukan di habitat air, mereka juga dapat ditemukan di darat.
Mereka tinggal di air bernapas melalui insang, sementara mereka yang tinggal di
darat sepenuhnya mengembangkan paru-paru. Moluska memiliki jenis kelamin yang berbeda.
8. Filum
Echinodermata (hewan berkulit duri)
Echinodermata
Filum terdiri dari hewan seperti asterias (bintang ikan), Echinus (landak
laut), Holothuria (teripang) dan Antedon (bintang bulu). Sebagian besar hewan
ini adalah makhluk laut dengan tubuh simetris yang baik berbentuk bintang,
bulat atau memanjang. Sebagian besar dari mereka memiliki eksoskeleton berduri
dan sebagian besar tidak memiliki kepala yang sejati. Pergerakan dicapai dengan
bantuan kaki tubed dan kedua jenis kelamin terpisah.
Manfaat Echinodermata
bagi Manusia
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang
telah ada, penulis dapat menarik kesimpulan yaitu:
Klasifikasi adalah
penyusunan makhluk hidup secara teratur ke dalam suatu herarki. Sistem
penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi makhluk hidup secara individual
yang menggambarkan kekerabatan.
Adapun tujuan
klasifikasi makhluk hidup yaitu untuk mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan
persamaan ciri-ciri yang dimiliki, mengetahui ciri-ciri untuk mengetahui
hubungan kekerabatan makhluk hidup tersebut.
Sistem klasifikasi
makhluk hidup dapat dibedakan menjadi 2, yaitu berdasarkan dari segi sifatnya
dan dari segi pembagian kingdomnya. Yaitu secara pembagiannya makhluk hidup
dibagi kedalam 6 kingdom yaitu Eubacteria, Archaebacteria, protista, fungi,
plantae, dan animalia
3.2 Saran
Adapun Saran penulis
sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan mahasiswa agar lebih
meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana sistem
klasifikasi makhluk hidup.