musyawarah adat kalsel

                                    Musyawarah adat kalimantan selatan

    Kalimantan Selatan - BANJARMASIN, (kalimantan-news) - Lembaga Musyawarah Masyarakat Dayak Kalimantan Selatan “LMMDKS” diharapkan menjadi wadah pembinaan masyarakat adat di daerah ini.
Warga Dayak yang tergabung dalam  Lembaga Musyawarah  Dayak Kalimantan Selatan  “LMMDKS “ selama  dua hari   melakukan  musyawarah  besar  Mubes  III  di  Banjarmasin dibuka oleh Asisten  I Sekda   propinsi Soehardjo.

Sekretaris Umum Lembaga  Musyawarah Masyarakat Dayak Kalsel Dana  Lumur, Kamis  (25/5/2013) menyatakan,  musyawarah  besar   ini  disamping  memilih  kepengurusan  juga  program  kerjanya untuk  lima  tahun  kedepan.

“Melalui  mubes  ini diharapkan pula lembaga musyawarah  masyarakat  Dayak  menjadi wadah  pembinaan masyarakat  adat  di  daerah  ini,“ tegas Dana Lumur
.


    Pakaian adat 

Bagajah Gamuling Baular Lulut adalah nama Pakaian pengantin Banjar propinsi Kalimantan Selatan yang Asli yang pertama. Pakaian pengantin Banjar yang banyak dipengaruhi budaya Hindu yang terlihat begitu eksotik. Dipenuhi roncean bunga melati dan mawar yang disebut bogam, juga rangkaian melati yang sebut karang jagung Pasangan pengantin pun bermahkota Bagajah Gamuling Baular Lulut yang terbuat dari lingkaran logam bundar. Dibentuk menjadi badan dua ekor ular lidi dipertemukan menjadi satu yang bagian depannya diletakan 'amar' atau mahkota bertatahkan dua ekor ular naga berebut kumala yang terletak di antara dua kepala naga, sedangkan di bagian pertemuan ekor diletakan 'garuda mungkur paksi melayang'. Di sebelah kiri, kanan dan depan badan ular lidi diletakkan kembang goyang yang berjumlah ganjil baik pengantin wanita juga pria, pada beberapa bagian busana yang dikenakan berhias payet ditambah berbagai aksesori yang memperindah penampilannya, seperti pada sarung yang dikenakan dengan motif khas bintang 'halilipan'(kaki seribu) yang dihias sulaman benang emas, manik dan payet dengn ciri merayap ke bawah sebagai pelambang kecerdikan, sangat berbisa tetapi tidak pamer kehebatan. Sedangkan paksi melambangkan ketangkasan.



Tari baksa kipas


 Tari Baksa Kipas adalah sebuah tarian klasik yang hidup di masyarakat Banjar yaitu di daerah Sungai Asam Kecamatan Karang Intan Kabupaten banjar. Namun beberapa tahun silam tarian ini terlupakan dan akhirnya tenggelam. Pada tahun 1985 Arsyad Indradi bersama seniman tari Kota Banjarbaru mengadakan riset dan menghidupkan kembali Tari Baksa Kipas ini. Tarian ini dikemas kembali karena yang mewarisi tarian ini sudah manula. Tarian ini menggambarkan gadis-gadis Banjar sedang bermain-main dan bergembira ria disuatu pertamanan. Hand propertis yang digunakan adalah kipas. Kipas ini merupakan hasil kerajinan masyarakat Banjar yang menjadi cendra mata bagi wisatawan yang datang ke Tanah Banjar.

Agama kalimantan selatan : islam , kristen , protestan , katholik , budha , hindu dan lainnya.