budidaya buah tomat

Buah Tomat

Tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran dari keluarga Solanaceae. Termasuk golongan tanaman semusim dan bersifat menjalar. Akar pokoknya tergolong akar tunggang dan akar serabut. Batangnya berbentuk persegi empat hingga berbentuk bulat, dengan bulu-bulu halus.
Daun tomat berbentuk oval dengan bagian tepi daun bergerigi dan membentuk celah-celah yang menyirip serta agak melengkung ke dalam. Warna daun hijau, tumbuh berselang-seling atau tersusun spiral dengan anak daun sekitar 5-7 helai. Bunga berukuran kecil dengan warna bunga kuning cerah dan tumbuh dari batang atau cabang yang masih muda.
Buah tomat memiliki warna dan rasa bervariasi sesuai dengan kondisi buahnya. Buah tomat memiliki biji putih kekuning-kuningan yang tersusun bekelompok dalam ruang-ruang dan dibatasi oleh daging buah. Buahnya yang matang memiliki daging buah lunak, kulit buah yang kian menipis dan mengandung banyak air. Bentuknya bulat, lonjong, bulat telur ataupun oval. Adapun ukurannya, bisa mulai yang paling kecil, sedang hingga yang paling besar. Buah tomat yang berukuran kecil rata-rata memiliki berat buah kurang dari 45 gram, yang berukuran sedang dengan berat antara 45-150 gram dan yang berukuran besar beratnya bisa mencapai 150-200 gram lebih.

Kandungan tomat :
Buah tomat mengandung sejumlah zat gizi penting yang berguna bagi kesehatan tubuh. Komposisi gizi yang terkandung dalam buah tomat untuk buah yang masih muda: kalori (23 kal), protein (2 gram), lemak (0,7 gram), karbohidrat (2,3 gram), kalsium (5 mg), fosfor (27 mg), zat besi (0,5 mg), vitamin A (320 SI), vitamin B1 (0,07 mg), vitamin C (30 mg), dan air (93 gram).
Pada buah tomat yang telah masak terdapat kandungan: kalori (20 kal), protein (1 gram), lemak (0,3 gram), karbohidrat (4,2 gram), kalsium (5 mg), fosfor (27 mg), zat besi (0,5 mg), vitamin A (1500 SI), vitamin B1 (0,06 mg), vitamin C (40 mg), dan air (94 gram).
Untuk sari air tomat: kalori (15 kal), protein (1 gram), lemak (0,2 gram), karbohidrat (3,5 gram), kalsium (7 mg), fosfor (15 mg), besi (0,4 mg), vitamin A (600 SI), vitamin B1 (0,05 mg), vitamin C (10 mg), dan air (93 gram).
Selain mengandung vitamin C, di dalam buah tomat juga terdapat asam sitrat, asam folat, sedikit natrium, kalium, magnesium, dan potassium. Buah tomat juga mengandung senyawa aktif likopen (lycopene). Pada buah tomat yang masih muda terdapat senyawa likopersikum (lycopersicum) yang berbentuk lender.

Manfaat untuk Kosmetik :
Buah tomat masak yang merah mengandung likopen (lycopene) yang efek farmakologis lebih kuat dari vitamin C, E maupun betakaroten. Likopen sendiri termasuk golongan karotenoid yang mempunyai ikatan rangkap lebih banyak daripada karotenoid lainnya.
Sebagai antioksidan, likofen memiliki kemampuan dalam menangkap singlet oksigen yang merupakan radikal bebas kuat dalam tubuh. Likopen juga mampu menekan ekspresi molekul adhesi dan perlekatan monosit pada sel endotel. Fungsi senyawa ini meliputi pengambilan sinar untuk keperluan fotosintesis pada tumbuhan, juga sebagai proteksi terhadap sinar ultraviolet, sebagai provitamin dan antioksidan pada manusia maupun binatang.

Sebagaimana diketahui, pajanan ultra violet dari cahaya matahari pada organism menyebabkan terjadinya reaksi fotooksidatif yang dapat merusak molekul biologi, mampu mengakibatkan kerusakan pada integritas struktur subseluler, sel dan jaringan tubuh. Adanya suatu stress fotooksidatif yang terjadi akan merupakan ‘trigger’ untuk terjadinya proses patologik dari beberapa kelainan atau penyakit pada jaringan yang terpajan, seperti jaringan kulit ataupun mata.


Pengendalian hama dan penyakit

Beberapa jenis hama dan penyakit yang kerap menyerang budidaya tomat antara lain, ulat buah, kutu daun thrips, lalat putih, lalat buah, tungau, nematoda, penyakit layu, bercak daun, penyakit kapang daun, bercak coklat, busuk daun dan busuk buah. Apabila serangannya menggila, hama dan penyakit tersebut bisa disemprot dengan pestisida. Penggunaan pestisida harus bijak, sesuaikan dengan lingkungan sekitar (para petani lain), riwayat penyemprotan dan ikuti petunjuk/dosis penggunaan. Apabila tomat yang akan diproduksi ditujukan untuk pasar organik, hendaknya menggunakan pestisida yang alami.
Hama dan penyakit pada budidaya tomat tidak bisa diberantas dengan hanya mengandalkan pestisida saja. Karena manfaat pestisida hanya sementara dan jangka pendek. Selebihnya serangan hama dan penyakit akan tetap datang dan kemungkinan akan lebih resisten. Menaikan dosis penggunaan pestisida mungkin efektif tapi akan menimbulkan efek lingkungan yang buruk dan juga menaikan biaya produksi. Kalau pun harus menggunakan pestisida sebaiknya berganti-ganti merek dengan bahan aktif berbeda.
Untuk menanggulangi hama dan penyakit secara menyeluruh gunakan prinsip-prinsip pengendalian hama terpadu (PHT). Penerapan PHT harus dilakukan secara berkesinambungan. Adapun variabel-variabel yang harus diperhatikan antara lain pemilihan bibit unggul atau varietas yang cocok, benih bebas penyakit, pemberian pupuk berimbang, rotasi tanaman, memanfaatkan predator alami, memanfaatkan tanaman pengusir hama dan terakhir penyemprotan pestisida baik kimia sintetis maupun alami.
Pemanenan budidaya tomat
Budidaya tomat baru bisa dipanen 60-100 hari setelah tanam, tergantung dari varietasnya. Penentuan waktu panen berdasarkan umur tanaman kadang kala tidak efektif. Sebaiknya gunakan pengamatan fisik terhadap tanaman. Tanaman tomat sudah dikatakan siap panen apabila kulit buah berubah dari hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun menguning dan bagian batang mengering.

Pemetikan hendaknya dilakukan di pagi atau sore hari karena pada siang hari tanaman masih melakukan fotosintesis. Pada keadaan demikian penguapan sedang tingi-tingginya sehingga buah tomat yang dipetik akan cepat layu. Pemanenan bisa dilakukan setiap 2-3 hari sekali. Di Indonesia produktivitas tanaman tomat secara rata-rata mencapai 15,84 ton per hektar. Namun untuk varietas tertentu dan didaerah-daerah tertentu bisa mencapai 25-30 ton per hektar.